Fastival Lomba Kaloli dalam Rangka Hari Jadi Butta Toa Bantaeng Ke-771 Tahun
BANTAENG — Suasana Lapangan Pantai Seruni, Jumat 5 Desember 2025, berubah menjadi pusat keramaian dan semangat kebudayaan dengan digelarnya Festival Lomba Kaloli dalam rangka memperingati Hari Jadi Butta Toa Bantaeng ke-771 tahun. Sejak pagi, ratusan warga tampak memadati area acara untuk menyaksikan salah satu tradisi warisan leluhur yang masih kokoh dipertahankan hingga kini. Beragam unsur pemerintah, komunitas budaya, hingga masyarakat dari berbagai desa turut menghadiri perayaan tahunan yang sarat makna ini.
Di antara tamu undangan yang hadir, rombongan dari Desa Labbo menjadi salah satu yang menonjol. Dipimpin langsung oleh Kepala Desa Labbo, yang turut didampingi Sekretaris Desa, perangkat desa, serta staf, kehadiran mereka bukan sekadar bentuk partisipasi, namun juga wujud komitmen dalam melestarikan budaya lokal dan memperkuat hubungan antarwilayah. Mereka tiba dengan mengenakan busana khas daerah, memperlihatkan kebanggaan terhadap identitas kultural yang melekat pada masyarakat Bantaeng.
Festival Lomba Kaloli sendiri merupakan kompetisi tradisional yang menampilkan kaloli, sebuah tradisi permainan dan ketangkasan yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah masyarakat Butta Toa. Lomba ini tidak hanya menampilkan kemampuan fisik, tetapi juga strategi, kekompakan, dan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap peserta berasal dari berbagai kecamatan dan desa, membawa warna tersendiri dalam jalannya perlombaan.
Sejak pembukaan, suasana berlangsung meriah. Dentuman musik tradisional menggema mengiringi para peserta memasuki arena lomba. Penonton bersorak ketika setiap tim menunjukkan kemampuan mereka mengendalikan kaloli dengan cekatan. Sorak-sorai tersebut menjadi bentuk dukungan sekaligus ekspresi antusiasme masyarakat terhadap pelestarian budaya daerah.
Kepala Desa Labbo menyampaikan bahwa partisipasi mereka bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap agenda resmi pemerintah daerah, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Desa Labbo selalu siap terlibat dalam kegiatan positif yang meningkatkan solidaritas sosial. “Kami hadir sebagai bagian dari Butta Toa yang terus menjaga tradisi. Pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.
Selain lomba utama, festival ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni, stan UMKM lokal, serta pameran budaya yang menampilkan sejarah panjang Bantaeng sebagai salah satu daerah tertua di Sulawesi Selatan. Pengunjung dapat menikmati aneka kuliner khas, melihat kerajinan tangan, hingga berdialog dengan para pelaku seni tradisional yang turut hadir memeriahkan suasana.
Perayaan Hari Jadi Bantaeng ke-771 tahun kali ini terasa istimewa karena mampu mempertemukan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam satu ruang kebudayaan yang harmonis. Tidak hanya menjadi ajang hiburan, kegiatan seperti ini juga menjadi momentum untuk menegaskan kembali identitas kultural Butta Toa, sekaligus mendorong generasi muda agar tetap menghargai dan memahami akar budaya mereka.
Bagi rombongan Desa Labbo, kehadiran mereka pada festival ini juga menjadi kesempatan untuk memperluas relasi antarwilayah serta belajar dari praktik budaya desa lain yang turut berpartisipasi. Mereka berharap, melalui kegiatan seperti ini, kolaborasi lintas desa semakin kuat dan mampu mendorong pembangunan berbasis budaya di masa mendatang.
Menjelang sore, festival masih dipadati pengunjung. Sorak penonton, tawa anak-anak, serta semangat para peserta seakan menjadi penanda bahwa tradisi kaloli masih memiliki tempat yang sangat istimewa di hati masyarakat Bantaeng. Dan tepat di panggung pantai yang menjadi ikon daerah, semangat 771 tahun perjalanan Butta Toa kembali berkobar—menegaskan bahwa warisan budaya tidak akan pernah pudar selama masyarakatnya terus menjaganya.
Penulis: ERMAN AT
Editor: Tim Redaksi LabboNews
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin